ARTIKEL

Stunting: Apa Yang Orangtua Harus Ketahui

Jan 17, 2019 5:26pm

Akhir-akhir ini kita sering mendengar kata stunting, namun apakah orangtua sudah mengetahui apa itu stunting? Stunting disebut juga sebagai perawakan pendek yang tidak sesuai dengan usianya, ditandai dengan panjang atau tinggi badan di bawah 2 standar deviasi (SD) atau persentil 3 dari kurva panjang/tinggi badan menurut umur. Stunting dapat disebabkan oleh berbagai faktor baik dari genetik maupun lingkungan. Stunting yang dimaksud dalam hal ini merupakan gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi kronik (jangka panjang) atau malnutrisi kronik. Masalah stunting ini menjadi halangan bagi perkembangan sumber daya manusia secara global, dan diperkirakan sekitar 160 juta anak di bawah 5 tahun di seluruh dunia memliki perawakan pendek/stunting.  

Apa saja yang dapat menyebabkan seorang anak mengalami malnutrisi sehingga mengakibatkan stunting? Pada masa kehamilan ibu tidak mendapatkan nutrisi yang cukup sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan bayi, sehingga bayi lahir dengan berat dan panjang yang kurang sesuai masa kehamilannya. Setelah lahir hingga usia 2 tahun, apabila anak tidak mendapatkan nutrisi yang adekuat sesuai usianya maka dapat mengakibatkan gagal tumbuh pada anak. Adanya infeksi kronik yang tidak ditangani dengan baik juga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak. Selain itu, lingkungan yang tidak bersih, pengasuh atau orangtua yang menelantarkan anak, kurangnya stimulasi dan faktor sosial ekonomi merupakan faktor-faktor yang menyebabkan anak stunting.

Mengapa stunting menjadi masalah besar di seluruh dunia? Seperti yang telah disebutkan bahwa stunting terjadi akibat malnutrisi kronik dari sejak bayi masih dalam kandungan hingga usia 2 tahun atau dalam 1000 hari pertama kehidupan anak. Pada saat itu merupakan masa-masa kritis perkembangan anak. Malnutrisi serta infeksi kronik tersebut mengakibatkan perkembangan anak tidak optimal seperti kemampuan kecerdasan, rentan akan infeksi dan terjadinya penyakit di masa dewasa seperti diabetes, penyakit jantung, hipertensi dan obesitas. Apabila hal ini tidak menjadi perhatian dan tidak ditangani, maka di masa mendatang dunia akan terdiri dari generasi penerus yang tidak sehat.

Sebagai orangtua, kita harus dapat mencegah dan mengatasi stunting sejak dini. Ibu harus memiliki gizi yang baik sebelum dan saat kehamilan harus mendapatkan nutrisi yang adekuat kuantitas dan kualitasnya. Ibu hamil dapat melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi. Suplemen seperti asam folat juga dianjurkan untuk mencegah gangguan saraf pusat pada bayi. Selain itu, ibu hamil tidak boleh merokok maupun menghirup asap rokok. Setelah bayi lahir, pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif selama 6 bulan sangat dianjurkan karena ASI merupakan makanan terbaik bayi hingga usia 6 bulan. ASI juga mengandung antibodi yang dapat memberikan perlindungan terhadap infeksi terutama di saluran cerna. Pada kasus di mana bayi tidak dapat mendapat ASI, bayi dapat mendapatkan susu formula sesuai anjuran dokter anak. Pemberian imunisasi rutin juga diharuskan untuk mencegah terjadinya infeksi berat yang dapat mengganggu pertumbuhan. Setelah ASI, pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) harus adekuat baik dalam kualitas maupun kuantitas, yang mengandung karbohidrat, protein, lemak  dan serat sesuai anjuran. Selain jenis makanannya, pola pemberian makan juga harus adekuat dengan metode responsive feeding sesuai usia anak dan ada jadwal makan yang harus diikuti. Selama 1000 hari pertama kehidupan orangtua harus memantau pertumbuhan dan perkembangan anak dengan mengukur berat badan, panjang badan dan lingkar kepala setiap bulan. Apabila ada keterlambatan dan atau gangguan pertumbuhan orangtua dapat berkonsultasi ke dokter anak.

  1. Dwinanda Aidina Fitrani, SpA

 

 

 

 

Tags:

Halaman